Penelitian terbaru mengungkapkan, anak-anak yang memiliki orang tua terlalu mengekang lebih mungkin menjadi korban intimidasi fisik dan psikis, atau bullying, dari teman-temannya.
Sebuah tinjauan dari 70 penelitian yang mengamati 200,000 anak mengungkapkan, orang tua yang terlalu “melindungi” anak-anaknya dari pengalaman yang tidak menyenangkan akan membuat mereka lebih rentan dari praktek bullying.
Namun hasil penelitian itu menunjukkan pula, anak-anak yang memiliki orang tua yang keras merupakan anak-anak paling mungkin mengalami perlakuan bullying.
Professor Dieter Wolke mengatakan, semua orang menganggap perilaku bullying acap terjadi di sekolah, namun hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa intimidasi benar-benar dimulai dari rumah.
Profesor psikologi di Universitas Warwick ini mengatakan, dia berharap bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang bersikap keras paling mungkin menjadi mangsa para pelaku intimidasi.
Tetapi dia mengaku agak terkejut ketika menemukan bahwa anak-anak dengan orang tua yang terlalu mengekang juga meningkatkan resiko terkena intimidasi teman-temannya.
Kompromi dengan konflik
Lebih lanjut Dieter Wolke mengatakan: “Meskipun keterlibatan orang tua, dukungan dan pengawasan yang tinggi akan mengurangi kemungkinan anak-anak terlibat dalam bullying, tetapi jika itu dilakukan secara berlebihan (overprotection) akan membuat anak-anak itu meningkat resikonya untuk menjadi korban.”
“Anak-anak membutuhkan dukungan tetapi beberapa orang tua mencoba untuk melindunginya dari semua pengalaman yang tidak menyenangkan. Dalam prosesnya, mereka mencegah anak-anaknya untuk belajar berurusan dengan para pelaku sehingga membuat mereka menjadi lebih rentan.”
Dia menambahkan: “Seandainya anak-anak mampu menghadapi persoalan yang sulit, mereka menjadi tahu bagaimana menangani konflik. Jika orang tua selalu mengambil alih konflik yang dialami anak-anaknya, maka anak-anak itu tidak memiliki strategi mengatasinya dan lebih mungkin dia menjadi target bullying… ”
Dieter Wolke kemudian mengatakan: “Pengasuhan orang tua dengan aturan yang jelas tentang sikap berperilaku, serta pemberian dukungan dan hubungan yang hangat merupakan pendekatan paling mungkin untuk mencegah jatuhnya korban.”
Seperti dikutip dari jurnal Child Abuse and Neglect, Wolke melanjutkan: “Para orangtua sebaiknya membiasakan agar anak-anaknya belajar untuk mampu menyelesaikan sendiri konfliknya dengan teman-temannya ketimbang ikut campur tangan secara mendalam.”
Sumber: BBC Indonesia